Konsep Dasar Ergonomi
Untuk mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat menggunakan konsep umum. Mengadop istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berpikir secara sistematis di dalam memahami dan menerapkan ergonomi. Pertama-tama yang harus muncul dalam pikiran kita adalah “Apa yang dimaksud dengan ergonomi ?”.
Selanjutnya aka nada pertanyaan “Mengapa harus dengan ergonomi”?; “Di mana ergonomi dapat diterapkan”?; “ Kapan ergonomi harus diterapkan”?; “Siapa yang berkepentingan dengan ergonomi?”dan “ Bagaimana ergonomi dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas hidup”?.
- What is ergonomics?. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dua kata yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia memakai istilah ergonomi, tetapi di beberapa negara seperti di Skandinavia menggunakan istilah “Bioteknologi” sedangkan di negara Amerika menggunakan istilah “Human Engineering” atau “Human Factors Engineering”. Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan.
- Why is ergonomics ?. Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomi di segala bidang kegiatan adalah suatu keharusan.
Pengertian Ergonomi
Pengertian Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :
- Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
- Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
- Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Kapasitas Kerja
Untuk mencapai tujuan ergonomi seperti yang telah dikemukan, maka perlu keserasian antara pekerja dan pekerjaannya, sehingga manusia pekerja dapat bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Secara umum kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia ditentukan oleh berbagai factor yaitu: umur, jenis kelamin, ras, antropometri, status kesehatan, gizi, kesegaran jasmani, pendidikan, keterampilan, budaya, tingkah laku, kebiasaan, dan kemampuan beradaptasi (Manuaba, 1998).
Standar Ergonomi
Standar Pengukuran Antropometri
Antropometri adalah suatu studi tentang penguuran yang sistematis dari fisik tubuh manusia, terutama mengenai dimensi bentuk dan ukuran tubuh yang dapat digunakan dalam klasifikasi dan perbandingan antropologis. Pengukuran antropometri secara umum menjadi:
- Antropometri Statis
- Antropometri Dinamis
Standar Alat Ukur Antropomentri Yang Digunakan
Berbagai alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi tubuh manusia antara lain:
- Sliding Weight Scale : untuk mengukur berat badan dan tinggi badan secara manual
- Digtal Weight Scale : untuk mengukur berat badan dengan hasil secara digital
- Metal Height Scale : alat pengukur tinggi badan yang praktis dengan ujung atas ditempel di tenbok
- Sliding Capiler : untuk mengukur lebar dan tebal dari bagian tubuh tertentu
Karakteristik individu yang mempengaruhi pengukuran antropometri antara lain:
- Umur
- Jenis kelamin
- Berat badan
- Jenis pekerjaan
Potensi bahaya Faktor Ergonomi
- Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat melakukan pekerjaan
- Desain alat kerja dan Tempat Kerja yang tidak sesuai dengan antropometri Tenaga Kerja
- Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja.
Cara Menghindari Posisi Kerja yang Tidak Baik
- Menghindari posisi kerja yang janggal.
- Memperbaiki cara kerja dan posisi kerja.
- Mendesain kembali atau mengganti tempat kerja, objek kerja, bahan, desain tempat Kerja, dan peralatan kerja.
- Memodifikasi tempat kerja, objek kerja, bahan, desain tempat kerja, dan peralatan kerja.
- Mengatur waktu kerja dan waktu istirahat.
- Melakukan pekerjaan dengan sikap tubuh dalam posisi netral atau baik dan atau menggunakan alat bantu.
Tempat kerja yang telah dirancang dengan baik, tentunya pekerja dapat meningkatkan produksi lebih banyak dengan usaha yang minimal dan penekanan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja. Penjelasan secara lengkap ketika mengikuti Training HSE di PT Mulia Astara Nusantara. Segera daftarkan diri anda.